Mengintip Pelabuhan Merak – Bakauheni: Terbesar di Indonesia
Pelabuhan Merak-Bakauheni saat ini menjadi sebuah dermaga penyeberangan yang terbesar di Indonesia. Pelabuhan yang menghubungkan Merak di Provinsi Banten dengan Bakauheni di Kabupaten Lampung Selatan ini menjadi penghubung antara Pulau Jawa dengan Pulau Sumatra melalui laut.
Setiap harinya, 24 kapal feri dari beberapa operator melayani ratusan trip penyeberangan dari Merak ke Bakauheni dan sebaliknya. Adapun durasi rata-rata penyeberangan melalui Selat Sunda memakan waktu sekitar dua jam. Kapal feri yang melintasi jalur selat ini ini tidak hanya melayani penumpang, tetapi juga bus antarkota-antarprovinsi, truk barang, dan mobil pribadi.
Pelabuhan Terbesar di Indonesia
Setelah diresmikan, Pelabuhan Merak-Bakauheni kini menjadi pelabuhan terbesar di Indonesia yang melayani penumpang serta kendaraan hilir mudik di perairan Selat Sunda.
Di dermaga tersebut, penumpang dimanjakan dengan kehadiran kapal feri mewah yang diperuntukan bagi penumpang kelas eksekutif. Kapal feri yang beroperasi dengan awak pramugari ini bahkan memiliki helipad untuk pendaratan helikopter. Interior di dalam kapal pun tampak mewah, dilengkapi sofa, kursi-kursi dipan yang bisa digunakan untuk bersantai, serta top deck tempat melihat pemandangan.
Tidak hanya kapal feri berukuran besar, para penumpang juga bisa memilih kapal kecil yang lebih cepat sehingga hanya membutuhkan waktu 1 jam untuk perjalanan dari Merak ke Bakauheni. Harga tiket kapal kecil tentu dipatok lebih mahal dibandingkan kapal regular. Adapun jadwal keberangkatannya terbatas, dari pagi hingga sore hari.
Penumpang dapat melakukan pembelian tiket kapal dengan berbagai cara, yaitu dengan membelinya secara langsung di loket sebelum keberangkatan, secara daring atau online melalui aplikasi, atau melalui mesin tiket yang banyak tersedia di area pelabuhan.
Untuk melengkapi fasilitas dan menambah keramaian kawasan tersebut di area pelabuhan pun sudah dibangun sarana hiburan berupa mal atau pusat perbelanjaan.
Pembangunan Pelabuhan Merak
Sejak awal dibangun pada tahun 1912, Pelabuhan ini memang diperuntukan sebagai penghubung antara Pulau Jawa dan Sumatra. Pemerintah Hindia Belanda saat itu hendak menghubungkan jalur kereta api yang telah dibangun dari Kota Palembang-Tanjung Karang di Bandar Lampung dengan ruas Merak-Batavia. .
Pelabuhan Dermaga I Merak yang mulai dibangun di era kolonial Belanda ini masih berfungsi hingga sekarang—setelah mengalami beberapa pemugaran. Seiring waktu, pelayaran reguler Merak-Tanjung Karang pun telah dimulai dan berlangsung sampai tahun 1980.
Sementara di pelabuhan seberang, tahap pertama Dermaga I Pelabuhan Bakauheni telah rampung pada tahun 1981 untuk menggantikan Pelabuhan Tanjung Karang. Selanjutnya di tahun 1988, Dermaga II Merak dibangun bersamaan dengan Dermaga II Bakauheni.
Dermaga III selesai dibangun di tahun 2001. Sementara Dermaga IV, baik di Merak maupun Bakauheni, telah dibangun di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Selanjutnya, Dermaga V selesai dibangun sekitar tahun 2013.
Dua dermaga selanjutnya, yaitu Dermaga VI, dibangun di masa pemerintahan Presiden Jokowi di tahun 2015. Sedangkan Dermaga VII (eksekutif) dirampungkan di akhir tahun 2018.
PT ASDP (Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan) Indonesia bahkan melakukan investasi sebesar Rp450 miliar untuk dermaga baru kelas ekskutif. Rute ini dilayani oleh feri cepat akibat permintaan jasa penyeberangan yang terus meningkat setiap tahunnya.
Jenis Kapal Ro-Ro (Roll- on/Roll- off) Besar
Dalam perkembangannya, kapal feri yang melayani rute Merak-Bakauheni adalah tipe kapal Ro-Ro yang memiliki dek dan kabin penumpang yang luas. Sementara mobil dan kendaraan besar lain diangkut dan ditempatkan di bawah dek penumpang.
Rute Merak-Bakauheni ini kini telah dilayani oleh kapal Ro-Ro yang berukuran besar dengan muatan lebih dari 5.000 ton. Kapal ini dilengkapi pintu hidrolis yang berada di ujung buritan dan haluan sehingga kapal dapat bermanuver dengan lebih baik saat merapat ke dermaga untuk bongkar muat .
Waktu tempuh kapal Ro-Ro reguler ini adalah dua jam untuk jarak 34 km. Sedangkan waktu tempuh kapal eksekutif sekitar satu jam 20 menit saja.
Di antara tujuh dermaga yang ada, tiga di antaranya digunakan sebagai tempat bersandar dua unit feri plus dermaga eksekutif yang beroperasi setiap harinya secara reguler. Sementara tiga dermaga lainnya berfungsi sebagai cadangan yang akan beroperasi saat akhir pekan, lebaran, atau hari besar lainnya.
Saat arus mudik tahun 2019 lalu, tujuh dermaga tersebut telah beroperasi dan salah satunya adalah terminal baru berlantai tiga untuk pelayanan VIP. Dengan demikian, arus mudik lintas Jawa-Sumatera saat lebaran dapat berjalan lancar.
Nah, itulah pembahasan seputar Pelabuhan Merak Bakauheni, pelabuhan terbesar di Indonesia yang memiliki terminal megah, dermaga kokoh, dan feri yang berukuran besar. Tidak heran jika akhirnya, jalur penyeberangan ini menjadi pelabuhan tersibuk di Asia. Apakah Anda sudah pernah merapat ke sana?