7 Tarian Tradisional Banten Beserta Penjelasan Lengkapnya

03/03/2021 0
Berbagai-Macam-Tarian-Tradisional-di-Banten-1200px-x-675px.jpg

Keunikan tarian tradisional Banten juga menjadi salah satu faktor mengapa banyak wisatawan tertarik untuk berkunjung ke daerah tersebut. Bahkan bukan cuma satu atau dua jenis saja, ada tujuh tarian Banten yang siap membuat Anda terpesona dengan keindahan gerak dan tampilan busananya. Untuk itu, yuk simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!

Baca juga: Filosofi Unik Dibalik 9 Alat Musik Tradisional Banten

Tarian Ngebaksakeun

Gerak tari ini mengadaptasi pijakan silat terumbu yang merupakan salah satu gaya bela diri dari Kabupaten Pandeglang. Biasanya, masyarakat Banten menyuguhkan tari ngebaksakeun untuk membuka suatu acara atau menyambut tamu penting. Durasi tariannya pun terbilang singkat, yakni sekitar 5 menit saja. 

Saat menampilkan tarian mereka, para penari ngebaksakeun akan menggunakan kostum atasan berwarna biru. Untuk bawahannya, ada kombinasi kain samping cokelat bercorak dan celana putih. Keunikan lain dari ngebaksakeun adalah tarian ini juga identik dengan pertunjukan debus, yang juga menjadi ciri khas Banten. 

Tarian Tradisional Banten Cokek

Tan Sio Kek adalah orang yang berjasa memperkenalkan tarian ini di Banten. Semua bermula ketika Tan Sio Kek, yang seorang tuan tanah di Tangerang kala itu, mengadakan sebuah pesta meriah. Dia bahkan sampai mengundang musisi asal negeri Tiongkok untuk meramaikan pestanya. Saat para musisi asal China memainkan musiknya, Tan Sio Kek pun meminta grup musiknya untuk mengiringi mereka dengan alat musik tradisional Banten, seperti seruling dan gong. 

Merasa kurang meriah, sang tuan rumah juga turut menyuruh tiga penari wanita untuk bergerak mengikuti lantunan musik tersebut. Dari situlah, kemudian masyarakat menyebut tarian ini cokek. Konon, masyarakat sekitar juga sering menyebut anak buah Tan Sio Kek dengan panggilan cokek.  

Dari segi gerakan, cokek menampilkan tarian yang bertempo lambat atau hampir mirip dengan sintren Cirebon ataupun tari ronggeng asal Jawa Tengah. Untuk busananya, penari cokek biasanya mengenakan kebaya sutra dengan warna-warna terang, seperti kuning, merah, ungu, dan hijau.

Tarian Bentang Banten 

Tarian tradisional Banten ini adalah buah kreasi dari seniman lokal bernama Beni Kusnandar.  Tidak sendiri, Beni mengembangkan tarian unik ini bersama sang istri, Wiwin Purwinarti. Di sisi lain, lahirnya tarian ini juga menjadi wujud kepedulian Beni dan istri sebagai seniman Banten yang ingin terus melestarikan adat daerah.

Anda dapat menjumpai pertunjukan tari bentang pada acara-acara istimewa seperti hari jadi kota atau penyambutan tamu agung. Kemudian, tarian ini biasanya terdiri dari 3 sampai 5 orang penari yang memakai busana adat Banten. 

Tarian Katuran 

Katuran juga termasuk tarian selamat datang, tetapi lebih spesifik ke penyambutan orang asing yang berkunjung ke daerah Banten. Ini karena tujuan dari adanya tari katuran adalah untuk menghormati dan mengajak orang asing yang berkunjung ke Banten untuk datang kembali ke sana. Pun, dengan banyaknya tempat-tempat wisata yang bermunculan di Banten, tarian ini menjadi semakin sering muncul di berbagai acara. 

Dalam penampilannya, ada 5 sampai 7 orang penari yang menyuguhkan tarian ini. Mereka mengenakan busana adat bernuansa putih dengan tambahan sedikit corak warna-warna terang seperti merah muda, biru muda, dan warna lainnya. Biasanya, para penari juga memakai lilitan jarik di bagian perut sebagai aksen pemanis. 

Tarian Grebeg Terbang Gede

Tarian ini adalah hasil dari penggabungan seni pencak silat Banten dan kesenian Terbang Gede asal Serang. Terbang gede sendiri merujuk pada nama alat musik mirip rebana yang ukurannya besar.

Dahulu, terbang gede juga menjadi bagian dari syiar agama Islam di tanah Banten. Para ulama setempat kala itu sering menggunakan musik terbang atau rebana dalam berbagai acara ritual seperti syukuran bayi, hajatan, dan ruwatan rumah. 

Nah, dalam tarian grebeg terbang gede, para pria, yang umumnya sudah lanjut usia, beriringan menabuh alat musik seperti koneng, sela, kempul, dan terbang gede untuk mengiringi para penari. Selain bermain musik, para pria itu juga bersholawat, baik itu dalam bahasa Jawa ataupun Arab. Jumlah penari untuk tarian ini umumnya 6 atau lebih. Busana pentas mereka berwarna biru muda dengan setelan panjang untuk atasan dan bawahannya. 

Tarian Maler Bedug Banten

Tarian penuh semangat ini merupakan hasil pengembangan dari tari rampak bedug. Inovasi pada tari maler bedug terlihat pada pemakaian berbagai alat musik yang kental budaya Banten dan adanya penambahan gerak silat terumbu. Tarian ini juga termasuk tari penyambutan atau untuk membuka acara tertentu. 

Dalam pengertiannya, istilah rampak memiliki makna serempak. Maka artinya, maler bedug adalah sebuah tarian tradisional yang menggunakan bedug yang dipukul secara bersamaan atau serempak. 

Tarian Bendrong Lesung

Seperti namanya, tarian ini menggunakan lesung sebagai alat musiknya. Jadi, penari yang mengenakan pakaian adat Banten akan berputar mengelilingi lesung sambil memukulnya. Bunyi ritmis dari hasil memukul lesung itu pun menjadi ciri khas dari tarian tradisional ini. 

Dahulu, masyarakat juga hanya bisa melihat tari bendrong lesung pada acara panen raya, perayaan ritual besar, atau pernikahan. Namun, kini tarian tersebut bisa Anda tonton dalam berbagai acara formal biasa. Busana penari identik dengan warna-warna cerah karena tarian ini memiliki makna sebagai penggambaran rasa syukur dan kebahagiaan. 

Demikian tujuh tarian tradisional Banten yang unik dan menarik. Ingin melihatnya secara langsung?


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *