Sejak tahun 2000, Banten diresmikan sebagai provinsi pemekaran dari Provinsi Jawa Barat. Berlokasi di ujung barat Pulau Jawa, Banten tumbuh menjadi daerah strategis dan termasuk penghubung utama jalur perdagangan antara Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera. Di dunia seni, Banten memiliki atraksi debus sebagai kesenian andalannya. Selain itu, ada juga kesenian Ubrug, yaitu kesenian teater tradisional yang berkembang di Provinsi Banten. Seiring berkembangnya zaman, teater Ubrug mulai jarang ditemukan. Buat yang belum tahu apa itu kesenian Ubrug Banten, cek ulasannya berikut ini.
Ubrug Banten sebagai Kesenian yang Melegenda
Kata “ubrug” merupakan bagian dari bahasa Sunda “gebrugan” yang memiliki arti campur aduk dalam suatu lokasi. Dalam pementasan Ubrug, semua pemain, nayaga (penabuh gamelan), sekaligus penonton sama-sama menempati satu lokasi dan inilah yang dimaksud dengan sigebrug.
Berbeda dengan penampilan teater pada umumnya, kesenian Ubrug dikemas dengan memadukan unsur gerak, musik, sastra, dan komedi. Menurut keterangan salah seorang budayawan, konon kesenian ini sudah ada sejak tahun 1918.
Kala itu, Ubrug sangat identik dengan kehidupan para petani yang ada di Banten. Sepulang bercocok tanam di sawah, banyak petani merasa lelah, terutama ketika musim panen tiba.
Guna mengatasi hal tersebut, beberapa petani mulai menampilkan pertunjukan sederhana dengan memanfaatkan jerami sisa panen. Mengenai lokasi, gubuk di tengah sawah menjadi tempat favorit untuk melakukan pertunjukan diiringi dengan waditra—alat musik karawitan khas Sunda.
Seiring berjalannya waktu, masyarakat Banten mulai mengenal Ubrug sebagai pertunjukan yang menghibur. Sebaran kesenian Ubrug dimulai dari kawasan Leuwi-Damar-Cikeusal-Pagelaran-Pandeglang-Panimbang. Setelah itu, pertunjukan ini mulai berkembang di daerah Serang, tepatnya Kampung Prisen, Kiara, Walakanta, Serang.
Jika dahulu gubuk sawah merupakan tempat favorit untuk mementaskan Ubrug, sekarang pertunjukan Ubrug biasa digelar di halaman yang luas agar bisa menampung banyak penonton.
Para pemain Ubrug umumnya terdiri dari empat bagian yaitu lakon, sinden, penari, dan nayaga/panjak. Selama pertunjukan, busana lakon akan disesuaikan dengan tema cerita yang ingin disampaikan.
Alat musik waditra seperti tepak, kentung, dan kendang gede akan menjadi pengiring pementasan Ubrug. Sementara itu, Tepang Sono dan Kidung Salamet merupakan dua lagu wajib yang ada di pementasan Ubrug. Beberapa lagu lain yang ada di pertunjukan Ubrug adalah Daun Pulus dan Kembang Boled.
Baca juga: Rampak Bedug Banten: Kesenian Perkusi Bernuansa Religi
Grup Cantel: Kelompok Seni Ubrug Tertua di Serang
Salah satu kelompok seni Ubrug yang terkenal adalah Cantel. Bagi masyarakat Banten sendiri, grup Cantel merupakan grup Ubrug paling terkenal dan tertua di Serang. Grup Cantel kerap melakukan pementasan dari kampung ke kampung untuk memeriahkan acara hajat sunatan maupun pernikahan.
Selama pementasan, Ubrug akan dibagi ke dalam lima sesi yaitu tatalu, jalpongan, organ tunggal, bodoran, dan lalakon. Di antara kelima sesi tersebut, lalakon menjadi bagian utama dalam pagelaran Ubrug.
Pada sesi lalakon, pemain akan melakukan sandiwara untuk menyampaikan suatu cerita. Adapun tema cerita di kesenian Ubrug cenderung bebas. Bisa cerita bertema kekeluargaan sampai kehidupan sehari-hari. Uniknya setiap cerita biasanya mengandung pesan moral agar penonton dapat mengambil suatu manfaat.
Keunikan Teater Ubrug Banten
Suatu pertunjukan teater pada umumnya membutuhkan peran sutradara untuk mengarahkan jalannya cerita. Tetapi tidak dengan teater Ubrug. Para pemain Ubrug tidak wajib menghafalkan naskah cerita. Sebaliknya, para pemain harus bisa melakukan improvisasi, namun tetap sesuai tema cerita.
Sebelum pementasan berlangsung, beberapa ritual kerap mengiringi jalannya atraksi Ubrug. Salah satunya adalah ritual ngukus. Ngukus merupakan ritual memanjatkan doa dengan membakar kemenyan di antara dua alat musik gong. Ritual ini akan dipimpin oleh tetua yang ada di grup pementasan tersebut.
Keunikan lain dari Ubrug adalah tidak ada pemisah atau pagar yang membatasi pemain dengan penonton. Hal ini sesuai dengan pengertian Ubrug menurut istilah yang berarti berkumpul di satu tempat yang sama.
Fungsi Ubrug Bagi Masyarakat Banten
Bagi masyarakat setempat, selain berfungsi sebagai media hiburan, Ubrug ternyata memiliki fungsi lain, seperti:
1. Sarana untuk Melestarikan Bahasa Daerah
Umumnya, dialog pemain Ubrug menggunakan bahasa daerah setempat, baik Jawa Banten maupun Sunda Banten. Inilah alasan mengapa Ubrug merupakan sarana untuk melestarikan bahasa daerah.
Meski beberapa pertunjukan Ubrug ada yang menggunakan bahasa Indonesia, hal tersebut justru membuat Ubrug seperti kehilangan ruh kedaerahannya.
2. Media Penyampaian Moral
Sesuai penjelasan sebelumnya, pemain akan menyelipkan pesan-pesan moral dalam dialognya. Beberapa contoh pesan moral yang biasa disampaikan oleh pemain Ubrug adalah berbagi kepada sesama, mengingat kehidupan akhirat, dan tidak boleh bicara sembarangan.
3. Media Informasi Terkait Program Pemerintah
Terakhir, Ubrug bisa menjadi sarana untuk menginformasikan program pemerintah setempat. Beberapa contohnya adalah Ubrug untuk mengajak masyarakat mengikuti program KB.
Demikian informasi singkat mengenai kesenian Ubrug Banten yang melegenda. Apakah Anda tertarik untuk menyaksikannya? Semoga budaya ini akan terus hidup di tengah kehidupan masyarakat yang semakin modern.