Upacara-Adat-Seren-Taun-1140px-x-740px.jpg

11/10/2021 0

Di tengah arus modernisasi, beberapa masyarakat daerah di Indonesia masih melestarikan warisan budaya leluhurnya. Salah satunya adalah mengadakan upacara adat. Upacara adat merupakan tradisi turun temurun yang digelar sesuai kepercayaan masing-masing daerah. Adapun tujuan penyelenggaraan upacara adat berbeda-beda, ada yang menggelar upacara adat untuk kematian, kelahiran, sampai pernikahan. Di antara upacara adat yang ada di Indonesia, salah satu yang masih lestari adalah Seren Taun Banten. 

Pada dasarnya, Seren Taun identik sebagai upacara adat masyarakat Sunda. Mengingat dulunya daerah Banten menjadi bagian dari Provinsi Jawa Barat, kebudayaan Banten pun erat kaitannya dengan budaya Sunda. Seren Taun ini contohnya. Penasaran dengan seluk beluk Seren Taun? Simak rangkumannya berikut ini. 

Apa Itu Upacara Adat Seren Taun?

Seren Taun merupakan ritual/upacara adat yang digelar untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas hasil pertanian yang telah lalu. Upacara adat yang digelar setiap setahun sekali ini biasanya dilakukan oleh masyarakat Kasepuhan Cisungsang

Cisungsang sendiri merupakan sebuah desa di kecamatan Cibeber, Lebak, Banten yang masih mempertahankan adat-istiadat. Kawasan ini juga dipimpin oleh kepala ada yang proses pemilihannya melibatkan wangsit dari karuhun (leluhur). 

Meski masih menjunjung tinggi kebudayaan setempat, tetapi masyarakat Cisungsang relatif terbuka dengan kemajuan teknologi saat ini. Kondisi tersebut tampaknya sesuai dengan prinsip ‘kudu bisa ngigelan jaman’ yang dianut oleh masyarakat Cisungsang. 

Hal ini juga senada dengan keterangan Ketua Adat Desa Kasepuhan Cisungsang yang mengatakan bahwa manusia akan punah jika ia tidak bisa mengikuti perkembangan zaman. 

Menurut keterangan kepala adat setempat, tradisi Seren Taun telah berlangsung selama ratusan tahun. Hebatnya, sampai sekarang upacara adat ini masih lestari dan terus dijaga sebagai warisan budaya Banten Kidul. 

Baca juga: Kawalu Baduy, Upacara Ungkapan Syukur Melalui Tradisi

Tujuan dan Manfaat Upacara Seren Taun 

Secara garis besar prosesi adat khas Banten ini memiliki tujuan untuk melestarikan budaya gotong royong dan mempererat tali silaturahmi. Saat prosesi Seren Taun, hasil panen masyarakat setempat akan disimpan ke dalam lumbung padi tradisional. 

Lumbung padi tradisional yang dimaksud adalah rumah panggung dengan atap segitiga. Di bagian dalamnya dinding lumbung terbuat dari anyaman bambu, sedangkan lantainya menggunakan kayu dan atapnya memakai ijuk. 

Hasil panen yang terkumpul akan digunakan untuk masyarakat yang benar-benar membutuhkan. Dengan begitu masyarakat berharap bisa meminimalisasi terjadinya kelaparan akibat kesulitan bahan pangan. 

Prosesi Upacara Adat Seren Taun Banten

Secara keseluruhan, gelaran upacara adat Seren Taun memakan waktu hingga tujuh hari tujuh malam. Semua proses adat akan dilaksanakan oleh orang-orang terpilih yang biasanya merupakan bagian dari abdi dalem dan para turunannya. 

Seren Taun memiliki lima tahapan ritual yaitu nibakeun sri ka bumi, ngamitkeun sri ti bumi, salametan rasul pari ti leuit, serah taun, dan cacah jiwa. Dari kelima proses yang ada, tidak semuanya terbuka untuk masyarakat umum. 

Sekarang, mari kita bahas satu per satu mengenai tahapan ritual Seren Taun. Tahap pertama adalah nibakeun sri ka bumi. Menurut istilah, proses ini mengandung arti menurunkan padi ke tanah. Pada ritual nibakeun sri ka bumi, masing-masing ketua kelompok masyarakat akan menyiapkan hasil panen padi yang telah diikat untuk selanjutnya disimpan di lumbung. 

Tahap kedua adalah ngamitkeun sri ti bumi—prosesi menghimpun padi dari seluruh Kasepuhan Cisungsang. Acara kemudian dilanjutkan dengan salametan rasul pari ti leuit, yaitu proses menanam padi dalam lumbung sebelum menerima padi baru. 

Ritual selanjutnya adalah serah taun atau seren taun. Inilah inti dari upacara adat Seren Taun. Dalam prosesi ini, kasepuhan akan menerima padi yang ada, kemudian ketua adat mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berlimpahnya hasil panen. 

Terakhir yaitu tahapan cacah jiwa. Pada tahap ini, pelaku upacara adat akan menghitung jumlah penduduk yang berpartisipasi, kemudian mencocokkan jumlah padi yang ada di dalam lumbung dengan jumlah penduduk yang telah dihitung. 

Kira-kira itulah lima tahapan ritual adat Seren Taun. Untuk memeriahkan acara, selama prosesi Seren Taun juga ada kegiatan yang sifatnya menghibur, baik hiburan tradisional dan modern. 

Beberapa contoh hiburan tradisional yang mengiringi upacara adat Seren Taun adalah wayang golek, jipeng (seni kolaborasi tanji dan topeng), angklung buhun, dan pantun. Sementara jenis hiburan modern yang biasa hadir di proses Seren Taun adalah pentas seni musik seperti dangdut dan band

Itulah ringkasan mengenai upacara adat Seren Taun Banten yang digelar sebagai rasa syukur atas hasil panen yang telah diperoleh. Biasanya masyarakat Cisangsung menggelar Seren Taun sesudah musim panen yang waktunya ditentukan setelah melakukan perhitungan menurut kalender tradisional Sunda

Menariknya, di tengah pandemi seperti sekarang, masyarakat Cisangsung tetap menggelar tradisi Seren Taun secara sederhana dan sesuai protokol kesehatan yang berlaku.