Upacara-Kawalu-Masyarakat-Suku-Baduy-1140px-x-740px.jpg

22/10/2021 0

Apakah Anda pernah melihat rombongan orang berbaju tradisional dengan ikat kepala serba putih atau serba hitam? Jika mereka berjalan tanpa alas kaki di sekitar Kota Serang, dipastikan itulah orang Baduy yang sedang melaksanakan kawalu.

Kawalu Baduy biasanya diikuti oleh lebih dari 2.000-an orang. Mereka berjalan sejauh ratusan kilometer dari kampungnya menuju kota dengan membawa hasil bumi. Tentu, pemandangan seperti ini hanya bisa disaksikan di waktu tertentu. Ingin tahu? Baca terus artikel ini, yuk!

Baca juga: 15 Fakta Suku Baduy Banten yang Jarang Diketahui Orang

Apa Itu Upacara Kawalu?

Upacara kawalu merupakan tradisi yang diadakan oleh suku Baduy (Kanekes) sebagai bentuk terima kasih kepada Sang Pencipta. Ungkapan terima kasih tersebut didasari keberhasilan panen padi di kalangan Kanekes.

Sebelum kawalu dilaksanakan, biasanya Kanekes menggelar tradisi ngalanjak. Selama tradisi ngalanjak berlangsung, orang Kanekes harus berburu kancil untuk ritual kawalu. Perburuan tersebut diadakan pada bulan Karo dan Katiga

Tidak hanya wajib berburu kancil, orang Kanekes juga harus mendapatkan ikan di sungai. Jenis ikan yang boleh ditangkap, yakni badar, cenang, dan susuh.

Sementara itu, hari pelaksanaan kawalu ditentukan oleh puun atau pemimpin adat. Begitu pula ritualnya, dari awal sampai akhir dipimpin oleh puun. Umumnya, puun dibantu baresan atau baris kolot dalam melaksanakan tugasnya.

Puun juga bertugas memberi instruksi kepada masyarakat Kanekes untuk berpuasa sebelum kawalu. Artinya, orang Kanekes tidak boleh mengonsumsi ataupun mengolah hasil panen mereka. Orang Kanekes hanya diperkenankan mengolah padi dari tahun sebelumnya dengan metode nutu.

Pada pelaksanaan kawalu, masyarakat Kanekes dari Kampung Penamping Satu dan Tangtu merayakan bersama. Seluruh rangkaian upacara dipimpin oleh puun dengan dibantu baresan palawari dan jaro tujuh. Lokasi upacara kawalu berada di bale adat Kampung Tangtu.

Keunikan Upacara Kawalu Baduy

Kawalu Baduy memiliki beberapa keunikan yang tidak ada dalam tradisi lain. Berikut ini keunikan tradisi kawalu.

  • Tiga hari sebelum upacara kawalu, warga wajib membersihkan rumah masing-masing. Mereka yang memiliki barang elektronik harus membuangnya. Hal itu karena barang elektronik tidak diperkenankan di pemukiman Baduy. Untuk menertibkan warga, biasanya ada razia oleh kolokot.
  • Wajib puasa satu hari dalam tiga bulan. Saat puasa, masyarakat Baduy dilarang makan dan minum serta mengurangi aktivitas di luar rumah. 
  • Ketika menjalankan puasa di tanggal 17 kasa, masyarakat Kanekes harus berpakaian tradisional. Untuk laki-laki dari Baduy Luar, wajib memakai baju pangsi hitam.  Sebaliknya, laki-laki dari Baduy Dalam wajib memakai pangsi warna putih. 

Pakaian tradisional untuk pria Baduy dilengkapi ikat pinggang adu mancung, sarung bermotif poleng hideung, dan ikat kepala. Sementara itu, kaum perempuan Baduy mengenakan kain bermotif kacang herang dan kemben batik hariang

Biasanya, pakaian tersebut dipadukan dengan gendongan dari kain batik motif dermayu. Selain itu, kaum perempuannya juga memakai kerudung dari kain batik corak hariang.

  • Perempuan yang sedang datang bulan dilarang mengikuti upacara kawalu karena dianggap tidak suci. 
  • Warga yang tidak mengikuti ritual kawalu dianggap melanggar norma sosial dan akan mendapatkan sanksi tersendiri.
  • Upacara kawalu merupakan rangkaian sebelum ritual seba dilaksanakan. Ketika seba berlangsung, biasanya terdapat pesan dari wangsit yang harus disampaikan.

Tujuan dan Manfaat Upacara Kawalu

Upacara kawalu diadakan dengan beberapa tujuan sakral. Salah satunya bertujuan untuk mengungkap syukur kepada Sang Pencipta karena diberikan hasil panen melimpah. Hasil panen itu tidak hanya berupa padi, tetapi juga tanaman palawija dan buah-buahan.

Selain ungkapan syukur, ritual puasa selama tiga bulan pada tradisi kawalu bertujuan untuk menyucikan diri. Masyarakat Kanekes menyucikan diri dari hawa nafsu jahat dan hal-hal negatif lainnya. 

Tradisi kawalu juga memberikan banyak manfaat bagi masyarakat umum, pemerintah, maupun suku Baduy. Salah satu manfaatnya adalah mempererat silaturahmi antara orang Baduy sendiri maupun dengan pemerintah daerah dan pusat. 

Baca juga: Menelisik Perbedaan Suku Baduy Dalam dan Luar yang Unik

Kapan Upacara Kawalu Baduy Dilaksanakan?

Orang Kanekes melaksanakan upacara kawalu sebanyak tiga dalam satu tahun. Pelaksanaannya ada di bulan Kasa, Karo, dan Katiga. Pada bulan Kasa, Kanekes melakukan kawalu awal dengan berpuasa pada tanggal 16. Puasa tersebut harus berlangsung sehari semalam hingga tanggal 17.

Setelah itu, mereka melakukan ritual sakral, antara lain mandi di sungai, membuat saji, membaca mantra, serta makan saji atau buka puasa. Tugas membuat saji dilakukan oleh perempuan dari kalangan Kanekes

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, puasa tersebut juga dilakukan di bulan Karo dan Katiga. Prosesnya hampir sama, tetapi dengan nama berbeda. Kalau puasa di bulan Karo, namanya kawalu tengah. Sementara puasa di bulan Katiga, disebut kawalu tutug

Itulah ulasan singkat seputar tradisi kawalu Baduy yang kerap menarik perhatian wisatawan saat berkunjung ke Banten. Dahulu, tradisi serupa juga dilakukan oleh masyarakat era Kesultanan Banten. Hebatnya, kendati sudah ratusan tahun berlalu, tidak ada satu pun ritual yang berubah. 

Tertarik menyaksikan tradisi ini? Yuk, berkunjung ke pemukiman suku Baduy!